Kamis, 13 Desember 2018

PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI




PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI

Nama Kelompok :

1.     Puri Risma                  (51415046)
2.     Sari Widya                  (51415055)
3.     Septian Lianto            (51415056)


Ø  LAMA BEREVOLUSI
Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi administratif ke tipe integrasi urut satu arah adalah 13,06 tahun. Rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi urut satu arah ke tipe integrasi bolak balik dua arah adalah 6,47 tahun dan rata-rata waktu yang dibutuhkan perusahaan dari tipe integrasi bolak balik dua arah ke tipe integrasi penuh adalah 4,61 tahun. Waktu yang dibutuhkan untuk berevolusi semakin pendek untuk perusahaan yang berada di tingkat evolusi lebih tinggi.
Ø  ALASAN-ALASAN BEREVOLUSI
Alasan-alasan mengapa perusahaan melakukan evolusi dari satu tipe ke tipe lainnya adalah :
1.     Untuk meningkatkan kebutuhan dari integrasi yang lebih baik.
2.     Meningkatnya kepentingan dari sistem teknologi informasi.
3.     Perubahan organisasi.
4.     Meningkatnya kompetensi.
5.     Meningkatnya kebutuhan akan informasi yang lebih baik.
6.     Lainnya.
Alasan yang paling tinggi adalah karena alasan-alasan internal perusahaan dibandingkan alasan-alasan eksternal.

·       VARIABEL – VARIABEL KONTINGENSI
Teori kontingensi yang dikenalkan oleh Lawrence and Lorsch (1967) mengatakan bahwa tidak ada cara yang terbaik untuk mencapai tingkat yang “fit” antara faktor-faktor di organisasi, semuanya tergantung dari karakteristis lingkungannya.

Variabel-variabel kontingensi dari karakteristik organisasi adalah sebagai berikut :
1.     Intensitas informasi dari produk-produk / jasa-jasa
2.     Intensitas informasi di rantai nilai
3.     Persepsi manajemen  terhadap pentingnya sistem teknologi informasi
4.     Kompetensi sistem teknologi informasi, yang diuraikan lebih lanjut menjadi kompetensi teknikal dan kompetensi bisnis.
Variabel- variabel kontingensi dari karakteristik ketidakpastian lingkungan adalah sebagai berikut:
1.     Dinamisme lingkungan, yang diuraikan lebih lanjut sebagai :
a.      Tingkat perubahan
b.     Tingkat prediksi
2.     Heterogenitas di produksi dan pemasaran
3.     Hostilitas, yang diuraikan lebih lanjut sebagai :
a.      Keterbatasan sumber – sumber daya
b.     Kompetisi

·       KESELARASAN DAN KINERJA PERUSAHAAN
Kearney menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang mengintegrasikan perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) dengan  perencanaan strategik bisnis (PSB) mempunyai kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan – perusahaan yang tidak melakukan integrasi. Menurut Henderson dan  Veinkatraman bahwa ketidakmampuan perusahaan menyadari nilai dari investasi sistem teknologi informasi disebabkan karena kurangnya keselarasan antara bisnis dengan strategi sistem teknologi informasi di organisasi. 

·       PEMAMPU DAN PENGHALANG KESELARASAN
Luftman dan Brier (1999) menemukan faktor-faktor yang membantu dan menghalangi terjadinya keselarasan. Menurut merwka faktor yang membantu keselarasan adalah enabler sedangkan faktor yang menghalangi keselarasan adalah inhibitor.


·       MENGURANGI JARAK KESELARASAN
Jarak keselarasan akan menimbulkan kinerja yang kurang baik bagi perusahaan. Oleh karena itu perlu adanya usaha mengurangi keselarasan. Rathnam et al. (2005) mengumpulkan beberapa metode untuk mengurangi jarak keselarasan (alignment gap)
KESIMPULAN
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat dihindari. dimulai oleh dunia usaha yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi yang dihasilkan, sampai ke manajemen suatu organisasi. Berbagai upaya dan pendekatan telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan. Oleh karena perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan organisasi baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar organisasi yang dipimpinnya dan mampu memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan didalam organisasi demi peningkatan kemampuan organisasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.


PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI




PENYELARASAN ANTARA PERENCANAAN BISNIS DENGAN PERENCANAAN SISTEM TEKNOLOGI INFORMASI


Nama Kelompok :

1.     Puri Risma                  (51415046)
2.     Sari Widya                  (51415055)
3.     Septian Lianto            (51415056)
ü  PENDAHULUAN
Perusahaan membutuhkan perencanaan strategik sistem teknologi informasi karena perusahaan menggunakan sistem tersebut untuk mengimplementasikan strategi bisnis untuk memenangkan suatu persaingan dengan lawan bisnis. Sistem teknologi informasi digunakan untuk mengimplementasikan strategi perusahaan, maka sistem – sistem teknologi informasi yang dibangun harus dapat mencapai tujuan dari perusahaan yang sudah ditentukan dari perencanaan strategik bisnis. Perencanaan strategik sistem teknologi informasi harus dilakukan selaras dengan perencanaan strategik bisnis untuk membuat sitem – sistem teknologi informasi yang dibangun mengenai sasaran – sasarannya.
ü  PEMBAHASAN
·       PENYELARASAN
Penyelarasan adalah penerapan sistem teknologi informasi di waktu dan cara yang tepat dan harmoni dengan strategi – strategi, tujuan – tujuan dan kebutuhan – kebutuhan bisnis. Cara dan urutan dalam melakukan penyelarasan yaitu perencanaan strategik sistem teknologi informasi mengikuti perencanaan strategi bisnis atau sebaliknya yaitu perencanaan strategi bisnis yang mengikuti perencanaan strategi sistem teknologi bisnis.
·       PENTINGNYA KESELARASAN
Untuk dapat mencapai sasarannya yaitu mencapai tujuan perusahaan, maka perencanaan strategik sistem teknologi informasi (PSSTI) harus diselaraskan dengan perencanaan strategik bisnis (PSB). Menurut Chan dan Huff (1993) bahwa keselarasan antara perencanaan staregik sistem teknologi informasi (PSSSTI) dg perencanaan strategik bisnis (PSB) scr konsisten berhubungan dg efektivitas sistem teknologi informasi.

·       MODEL KESELARASAN
Model keselarasan antara sistem teknologi informasi dengan strategi bisnis yang populer adalah yang diusulkan oleh Henderson dan Venkatraman (1999). Model keselarasan strategi mereka berbasis pada dua asumsi dasar yaitu, sebagai berikut :
1.     Kinerja ekonomis perusahaan secara langsung berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menciptakan suatu kecocokan strategik (strategic fit) antara posisi organisasi di arena produk-produk.
2.     Kecocokan strategik (strategic fit) adalah proses yang dinamik. Dengan asumsi ini berarti keselarasan strategik (strategic alignment) adalah bukan suatu peristiwa (event) sesaat, namun lebih ke suatu proses perubahan dan adaptasi yang berkelanjutan. 

·       PROSES KESELARASAN
Menurut Henderson dan Venkatraman (1999) menawarkan empat macam perspektif proses keselarasan lintas domain, yaitu
1.     Eksekusi strategi (strategy execution)
Dimana proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis telah ditetapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan infrastruktur dan proses – proses di organisasi supaya strategi dapat tercapai.
2.     Transformasi teknologi (technology transformation)
Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa strategi bisnis telah ditetapkan terlebih dahulu dan menjadi pemicu untuk menentukan strategi sistem teknologi informasi.
3.     Potensial kompetitif (competitive potential)
Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi adalah pemampu (enabler) untuk dapat menenangkan persaingan.
4.     Level pelayanan (service level)
Proses ini dimulai dari kenyataan bahwa sistem teknologi informasi adalah pemampu (enabler) untuk dapat menenangkan persaingan dan perusahaan berkeinginan untuk membangun organisasi pelayanan berbasis sistem teknologi informasi terbaik di dunia.

·       JALUR EVOLUSI KESELARASAN
Dalam penelitian Teo dan King (1997) menyelediki apakah tipe integrasi bersifat tetap atau berevolusi. Sebanyak 37 perusahaan dari 157 sampel perusahaan tidak pernah berpindah tipe integrasi. Dari 37 perusahaan yang tetap berada ditipe integrasi yang sama, diantaranya 17 perusahaan (10,8% dari seluruh sampel) pada tipe integrasi administratif, 10 perusahaan (6,4%) pada tipe integrasi urut satu-arah, 6 perusahaan (3,8%) pada tipe integrasi bolak-balik dua-arah, dan 4 perusahaan (2,5%) pada tipe integrasi penuh. Dari hasil penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 91 perusahaan mengalami evolusi perpindahan tipe integrasi urut dengan tahapan tidak melompati tipe integrasi lainnya. 

Kamis, 29 November 2018

MODEL BISNIS

MODEL BISNIS


Nama kelompok :
1. Puri Risma (51415046)
2. Sari Widya (51415055)
3. Septian           (51415056)

PENDAHULUAN
Model bisnis dan e-commerce sekilas keduanya tidak ada perbedaan, tetapi dewasa ini sudah banyak yang membedakannya. E-business lebih luas dari pada e-commerce. Ruang lingkup e-business tidak hanya terbatas pada jual beli melalui situs internet, tetapi e-business lebih berbicara tentang model bisnis (business model) atau struktur bisnis apa yang paling cocok bagi suatu perusahaan dengan bantuan internet untuk mencapai posisi pasar yang lebih baik. Perbedaan antara model bisnis lama dengan yang sekarang yaitu model bisnis lama lebih cenderung kedalam industri sedang model bisnis baru lebih dikenal dengan era informasi yang tidak memerlukan banyak model besar karena sekarang ini situs-situs penyedia informasi sudah banyak.
Perkembangan sistem informasi saat ini sangatlah pesat, saat ini banyak pebisnis yang memilih bisnis dengan memanfaatkan kecangihan teknologi yang sudah ada karena dinilai keuntungannya yang sangat besar. Contoh perusahaan yang memanfaatkan era ekonomi teknologi dan informasi adalah bisnis STAR-UP, dimana bisnis tersebut menyediakan pelayanan yang tidak dimiliki oleh bisnis konvensional. Indonesia merupakan salah satu negara yang perdagangannya berhubungan dengan negara maju, maka dari itu Indonesia harus cepat beradaptasi dan mengikuti kemajuan teknologi yang ada saat ini agartidak kalah dengan negara maju lainnya.
Saat ini perkembangan bisnis yang memanfaatkan internet sangatlah cepat, perusahaan menggunakan cara tersebut agar dapat menjangkau konsumen yang lebih luas. Kebanyakan pola hidup konsumen saat ini adalah di depan layar gedget dan malas untuk bepergian membeli sesuatu, mereka lebih suka dengan pembelian secara elektronik. Konsumen yang seperti itu tentunya tidak dapat dijangkau oleh pebisnis yang menggunakan cara tradisional.
PEMBAHASAN
1. PARADIGMA BARU
Dengan mengembangkan model bisnis, sekarang kita dapat menggambarkan struktur dari bisnis, apa yang dijual, bagaimana manusia – manusia berinteraksi di dalam bisnis dan sebagainya. Dengan memfokuskan pada model tersebut maka masing-masing bisnis dapat digambarkan. Di era sekarang ini, bisnis dengan model konvensional akan berganti dengan bisnis model baru yang memanfaatkan teknologi.
Dengan berkembangnya teknologi multimedia, internet dan jaringan global, memudahkan organisasi untuk membangun model-model bisnis yang baru atau mendefinisikan ulang model-model yang lama. Dengan teknologi baru maka akan memungkinkan untuk membangun channel yang fleksibel yang dihubungkan ke pemasok untuk pengadaan barang atau dihubungkan pada pelanggan untuk pemesanan barang dan jasa. 
2. TIPOLOGI MODEL – MODEL BISNIS 
Tipologi model e – business menurut Tapscott et al (2000) sebagi berikut : 
- Agora adalah suatu e – business yang merupakan suatu tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi. Misalnya e-bay.com 
- Aggregasi (aggregation) adalah e – business yang menggabungkan (aggregasi) beberapa pemasok ke dalam salah satu buah toko online yang nyaman. Misalnya amazon.com
- Analiansi (alliance) adalah kerjasama beberapa anggota untuk mencapai tujuan tertentu.
- Rantai nilai (value chain) adalah jaringan integrasi vertikkal yang menambah nilai ke input berikutnya.
- Jaringan distribusi (distributive network) menyediakan jasa mengalokasikan dan mendistribusikan daripada memproduksi dan membeli barang – barang, jasa dan informasi. Misalnya UPS. 
Pengelompokan lainnya dari model e – business adalah mengelompokkannya berdasarkan siapa yang berpartisipasi dalam transaksi, yaitu B2C (business to consumer) dan B2B (business to business). Empat model yang tersedia untuk B2B adalah yaitu :
1. Toko Online (online store), pasar (marketplaces) dan jasa – jasa. 
Toko online, pasar dan jasa menyediakan hamper semua kebutuhan bahan yang dapat dipilih dan dibeli lewat web. Toko online mengambil barang – barang dari produsen dan menjualnya lewat internet. Barang – barang yang tersedia dari komputer, majalah, pakaian, peralatan kantor, jam, musik, video, elektronik, mainan, obat, alat kecantikan, makanan dan sampai ke mobil.  
2. Penyedia Isi (content providers)
Penyedia isi biasanya adalah produsen dan sekaligus penjual barang tertentu yang diproduksinya lewat internet. 
3. Pengumpulan isi atau pengagregasi isi (content aggregators) dan portal 
Pengumpulan – pengumpulan (aggregators) merupakan distributor yang mengumpulkan banyak penjual dan memberikan informasi barang dan jasa dari penjual – penjual secara online. Pembeli dapat membeli secara online karena aggregator menghubungkan (link) ke alamat situs web penjual. 
Perbedaan antara pengumpulan (aggregator) dan tempat pasar (marketplace) adalah terletak pada proses penjualannya. Pengumpulan (aggregator) tidak melakukan proses penjualan, hanya melakukan proses order penjualan saja. 
Portal adalah perusahaan yang menyediakan pintu gerbang (gateway) yang menawarkan akses ke bermacam – macam isi, produk, jasa dan solusi melalui jaringan multi kanal secara online. 

4. Penyedia infrastruktur (infrastructure providers)
Saat ini banyak perusahaan yang masuk ke dalam industry teknologi tinggi atau yang terkenal dengan nama perusahaan – perusahaan high-tech industry. Perusahaan – perusahaan ini membangun, menyediakan, dan menjual insfrastruktur teknologi jaringan.
   
3. PERUBAHAN MODEL BISNIS
E – business akan menyebabkan dan memicu perusahaan untuk meningkatkan labanya. Penerapan e – business membutuhkan pemikiran ulang dan perancangan ulang dari model – model bisnis yang baru. Di dunia bisnis saat ini yang satu bisnis terkait dengan bisnis lain di rantai nilai industri, jika salah satu entitas di rantai nilai melakukan bisnis ssecara elektronik, perusahaan – peruahaan diatas dan dibawah rantai nilai entitas ini harus menyesuaikannya dengan melakukan bisnis juga secara elektronik jika tidak ingin mengambil risiko diganti dengan atau dikeluarkannya dari rantai nilainya.  

4. PENGERTIAN NILAI 
Untuk dapat menyediakan kebutuhan – kebutuhan pelanggan (ends), perusahaan tidak hanya harus menyediakan produk atau jasa (means), tetapi juga nilai – nilai berupa pelayanan dan informasi yang disediakan di sekeliling produk dan jasanya. 
Nilai – nilai yang dapat disediakan oleh perusahaan disekitar produk atau jasa yang dijual adalah sebagai berikut :
1. Kecepatan layanan 
Kecepatan layanan adalah respon yang cepat, instan, akurat, dan adaptif terhadap kebutuhan – kebutuhan pelanggan. Pelanggan yang visioner melekatkan kecepatan pelayanan ini dalam produk dan jasa yang dijualnya.  
2. Nyaman 
Pelanggan menilai kenyamanan dengan mendapatkan semua hasil dengan sekali belanja (one step shopping). Pelanggan yang kebutuhan – kebutuhannya harus dipenuhi berkali – kali belanja di waktu yang berbeda atau di tempat – tempat berbeda tidak akan merasa nyaman. Mereka akan merasa nayman jika semua kebutuhannya akan terpenuhi dengan sekali belanja. Ini berarti pelanggan menuntut integrasi yang baik sepanjang rantai nilai.  
3. Personalisasi 
Pelanggan menginginkan perusahaan untuk melayaninya secara individual dengan kebutuhan – kebutuhan akhir yang dapat berbeda dengan pelanggan lain. 
4. Harga 
Harga produk dan jasa adalah relative. Harga yang ditawarkan harus masuk akal. Harga harus dihubungkan dengan kebutuhan – kebutuhan akhir yang diterima pelanggan dan dapat bersaing dengan harga akhir yang ditawarkan pesaing – pesaingnya. 
Perusahaan e – business dapat mempercepat inovasi nilai (value innovation) disepanjang nilai dimensi jasa, yaitu kecepatan layanan, kenyamanan, personalisasi dan harga. Pelanggan sekarang menghadapi banyak produk yang semacam dengan opsi – opsi pilihan yang banyak, dengan harga – harga yang berbeda. Karena kurangnya waktu yang tersedia, pelanggan akan mencari dengan usaha yang paling minimal produk yang termurah, yang paling terkenal dengan kualitas terbaik. 

TREN KE DEPAN 
Sesuatu selalu berubah dari waktu kewaktu . mengidentifikasikan tren kedepan dengan akurat akan sangat bermanfaat bagi perusahaan , memahami tren bermanfaat bagi perusahaan untuk memahami perilaku pelanggann, mengurangi ketidakpastian masa depan dan dapatmengidentifikasi kesempatan-kesempatan.
PERKEMBANGAN MODEL-MODEL BISNIS

Perkembangan dari model bisnis secara elektronik terlihat dari perubahan kanal elektronikknya . suatu kanal e didefinisikan sebagai rantai hubungan antara perusahaan dengan entetitas lainnya , yaitu pemasok,pelanggan dan perusahaan –perusahaan lainnya. Perkembangan model bisnis yang merubah bentuk dari e-channel dapat melewati 4 macam perkembangan yaitu :

1. Perbaikan kanal
2. Penambahan kanal
3. Perpanjangan kanal
4. Pemadatan kanal

Kesimpulan :

 Model bisnis lama dengan model bisnis sekarang atau masa kini jelas berbeda jauh, perbedaanya yaitu model bisnis lama atau industry lama atau yang lebih dikenal dengan ekonomi industry  lebih cenderung kedalam industry. sedangkan dengan Model bisnis baru atau masa kini atau lebih dikenal dengan era informasi tidak memerlukan banyak model besar karena situs-situs penyedia informasi sudah cukup banyak.
 
Dengan menggolongkan Tipologi model bisnis secara elektronik (e-business)kedalam   lima macam model berdasarkan tingkat control ekonomis dan tingkat nilai integrasinya.
1. Agora adalah suatu e-business yang merupakan suatu  tempat dimana pembeli dan penjual bertemu untuk melakukan transaksi.
2. Agregasi (aggregations) adalah e-business yang menggabungkan (Agregasi) beberapa pemasok kedalam satu buah took online yang nyaman. (control mengorganisasikan sendiri, agregasi rendah)
3. Aliansi (alliance) adalah kerjasama beberapa anggota untuk mencapai tujuan teertentu. (control mengorganisasikan sendiri, agregasi tinggi)
4. Rantai nilai (value chain) adalah jaringan integrasi vertikal yang menambah nilai ke input berikutnya. Rantai nilai ini akan menyampaikan bagaiman nilai-nilai kepada pelanggan  yaitu nilai-nilai yang dapat disediakan oleh perusahaan disekitar produk atau jasa yang dijual.




Kamis, 22 November 2018

SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN


SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN





Nama Kelompok :
1.     Puri Risma      (51415046)
2.     Sari Widya      (51415055)
3.     Septian            (51415056)


PENDAHULUAN
            Manajer akan membuat banyak keputusan untuk mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan. dalam penyelesaian masalah tersebut dapat dicapai melalui empat tahapan dasar dan dengan mempergunakan kerangka berpikir. Manajer dapat melihat sistem secara keseluruhan dengan mengikuti pendekatan sistem untuk menyelesaikan masalah. Terdapat empat elemen dasar dalam proses pemecahan masalah yaitu standar, informasi, batasan, dan solusi alternatif. Pemilihan alternatif terbaik tidak selalu dicapai melalui analisis logis saja, dan juga sangat penting untuk membedakan antara permasalahan dan gejala.
            Masalah memiliki struktur yang bergam, dan keputusan untuk menyelesaikannya dapat terprogram maupun tidak terprogram. DSS atau Decision Support System awalnya diajukan pada masalah-maslah yang setengah terstruktur. Laporan dan output dari model matematika adalah merupakan output DSS yang pertama. Model matematika dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara dan penggunaanya disebut simulasi. Alat yang baik untuk membuat model matematika adalah lembar kerja elektronik (spread sheet)
            DSS dapat memberikan saran solusi masalah kepada manajer dengan cara menambahkan basis pengetahuan danmesin inferensi. Apabila DSS ditambah Groupware maka DSS tersebut akan menjadi Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok (Group Decision Support System – GDS).
PEMBAHASAN
·       PEMECAHAN MASALAH DAN PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pemecahan masalah (Problem Solving) terdiri atas respons terhadap hal yang berjalan dengan baik, serta terhadap hal yang berjalan dengan buruk dengan cara mendefinisikan masalah (problem) sebagai kondisi atau peristiwa yang berbahaya atau yang dapat memberikan manfaat.
            Dalam suatu proses penyelesaian masalah seorang manajer terlibat dalam pembuatan keputusan (Decision Making), yaitu tindakan memilih diantara berbagai alternatif solusi pemecahan masalah. Suatu tindakan pilihan dan seringkali perlu untuk mengambil banyak keputusan dalam proses pemecahan suatu masalah saja disebut keputusan (decision)
MEMBANGUN KONSEP
·       Elemen Proses Pemecahan Masalah
Beberapa elemen harus tersedia jika seorang manajer sedang terlibat dalam pemecahan masalah.
      Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem. Standar tersebut menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state), apa yang harus dicapai sistem tersebut selain situasi yang diinginkan manajer harus memiliki informasi yang menggambarkan keadaan saat ini (current state), apa yang dicapai sistem tersebut sekarang ini.
      Kriteria solusi (solution criterion) adalah perbedaan antara keadaan saat ini dengan keadaan yang dinginkan atau apa yang harus terjadi agar situasi saat ini berubah menjadi situasi yang diinginkan. Tanggung jawab manajer adalah mengidentifikasikan solusi alternatif, yang selalu ada. Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk mengevaluasinya. Dalam mengevaluasi harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, batasan tersebut bisa berasal dari internal maupun lingkungan.
§  Batasan internal (internal constraint) berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan.
§  Batasan Lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan luar perusahaan.

Herry Mintzberg seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan.
·                  Analisis –Evaluasi pilihan-pilihan secara sistematis dengan mempertimbangkan konsekuensi pilihan-pilihan tersebutpada tujuan organisasi.
·                  Penilaian –Proses pemikiran yang dilakukan oleh seorang manajer.
·                  Penawaran –Negoisasi antara beberapa manajer.
·       Permasalahan Versus Gejala
Jika tidak mengenali perbedaan antara masalah dengan gejala mungkin akan menghabiskan uang dan waktu untuk menangani sesuatu yang sebenarnya bukan masalah. Gejala merupakan suatu kondisi yang di hasilkan masalah. Seringkali gejala lebih mudah terlihat oleh manajer dibanding masalah. Gejala tidak menjelaskan apa yangsesungguhnya terjadi secara keseluruhan.
·       Struktur Permasalahan
Seorang manajer dapat memahami beberapa masalah lebih baik dibandingkan yang lain. Masalah mengenai beberapa banyak persediaan yang harus dipesan merupakan sebuah contoh permasalahan yang dapat dipahami dengan baik oleh seorang manajer.
·              Terstruktur (structure problem) terdiri atas unsur dan hubungan antara berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yanng memecahkan masalah.
·              Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki elemen atau hubungan antar elemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
·              Masalah semiterstruktur (semistructured problem) adalah masalah yang terdiri atas beberapa elemen atau beberapa hubungan yang dipahami oleh si pemecah pemecah dan beberapa yang tidak dapat dipahami.

·       jenis keputusan
§  Keputusan terprogram adalah keputusan yang berulang dan rutin yang diambil mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Masalah yang dipecahkan adalah masalah yang tidak dianggap sebagai sesuatu yang baru
§  Keputusan tidak terprogram keputusan yang tidak terstruktur dan tidak berurutan, diambil untuk menangani masalah-masalah tidak tersrtuktur

·       Model DSS
Decision Support Systems atau DSS digunakan untuk membantu seorang manajer suatu departemen dalam dalammemecahkan suatu masalah yang spesifik. Sistem ini adalah sistem yang memerlukan kerjasama antara seorang manajer dan komputer sehingga didapatkan hasil yang maksimal. Bagian terstruktur dikerjakan komputer dan bagian yang tidak terstruktur dikerjakan oleh manajer.
PEMODELAN MATEMATIKA
Model adalah abstraksi dari sesuatu. Modl mewakili suatu objek atau aktivitas, yang disebut entitas.  Manajer menggunakan model untuk mewakili permasalahan yang harus diselesaikan.
·       Jenis Model
Ada empat jenis model yaitu :
-        Model Fisik
Model Fisik  merupakan gambaran tiga dimensi identitasnya. Model fisik yang digunakan di dunia bisnis mencakup model skala untuk pusat perbelanjaan dan prototipe mobil baru.
-        Model Naratif
Model Naratif merupakan salah satu jenis model yang digunakan oleh manajer setiap hari, yang menggambarkan entitas dengan kata – kata yang terucap maupun tertulis.
-        Model Grafis  
Model Grafis merupakan menggambarkan entitasnya dengan abstraksi garis, symbol, atau bentuk.
-        Model Matematis
Model Matematis merupakan setiap rumus atau persamaan matematika adalah model matematis. Kebanyakan model matematika yang digunakan manajer bisnis sama kompleksnya dengan yang digunakan  untuk menghitung EOQ.
·       Penggunaan Model
Empat  jenis model memberikan pemahaman dan memfasilitasi komunikasi serta model  matematis memiliki kemampuan prediktif :
-        Memberikan pegertian
-        Memfasilitasi komunikasi
-        Memprediksi masa depan
·       Kelas Model Matematis
Model matematis dapat diklasifikasikan ke dalam tiga dimensi : pengaruh waktu, tingkat keyakinan, dan kemampuan untuk mencapai optimasi.
·       Simulasi
Tindakan menggunakan model disebut dengan simulasi. Simulasi terjadi dalam skenario tertentu dan memprediksi dampak keputusan orang yang memecahkan masalah tersebut.
·       Teknik Simulasi
Manajer biasanya melakukan model optimisasi hanya sekali. Model menghasilkan solusiyang terbaik menggunakan skenario tertentu dan variabel – variabel keputusan.
·       Format Output Simulasi
Melibatkan semua elemen skenario dan variabel keputusan pada layar atau halaman yang sama seperti output yang baik.  
·       Contoh Pemodelan
Eksekutif perusahaan dapat menggnakan model matematis untuk membuat beberapa keputusan kunci. Para eksekutif ini dapat menyimulasikan dampak dari :
-        Harga produk
-        Jumlah investasi pabrik yag dibutuhkan untuk menyediakan kapasitas untuk memproduksi produk.
-        Jumlah yang akan diinvestasikan dalam aktivitas pemasaran, seperti iklan dan penjualan langsung.
-        Jumlah yang akan diinvestasikan dalam penelitian dan pengembangan.  
·       Input Model
Beberapa elemen berhubungan dengan perusahaan kapasitas pabrik, jumlah unit yang diproduksi, nilai nominal bahan baku, dan seterusnya.
·       Output Model
Para eksekutif mempelajari angka ini dan membuat keputusan untuk digunakan. Keputusan ini dimasukkan dan simulasi diulangi. Proses ini berlanjut hingga keempat kuartal telah dimasukkan. 
·       Kelebihan dan Kelemahan  Model
Manajer mengguakan model matematis bisa mendapatkan manfaat melalui hal – hal sebagai berikut :
-        Proses pemodelan dapat menjadi pengalaman belajar.
-        Kecepatan proses simulasi memungkinkan jumlah besar alternatif dapat keputusan dalam waktu yang singkat.
-        Seperti yang telah dibahas sebelumnya, model memberikan kemampuan prediksi pandangan ke masa depan yang tidak dapat diberikan oleh metode penyedia informasi lain.
-        Model tidak semahal upaya uji coba. 
SISTEM PENDUKUNG PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Fakta umum bahwa para manajer yang memecahkan masalah sendirian. Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada dibanyak perusahaan manajer merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah.
·       Konsep GDSS
Sisten pendukung pengambilan keputusan kelompok merupakan sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan tugas atau mencapai tujuan yang sama dan memberikan antar muka untuk digunakan bersama.
·       Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah
Komunikasi yang lebih baik dicapai dengan menjaga agar diskusi kelompok tetap terfokus pada masalah yang dibicarakan, sehingga waktu tidak terbuang sia-sia.
KESIMPULAN
Para manajer membuat beragam keputusan dalam proses menyelesaikan suatu masalah. Tujuan dari mengambil cara pandang sistem adalah memberikan kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang efektitas dan efisien.
Proses penyelesaian masalah terdiri atas beberapa elemen penting. Berbagai standard an informasi masing – masing memberikan status yang diinginkan dan status saat ini, dan para manajer dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya. Solusi terhadap suatu masalah dapat dicapai. Pemilihan alternatif yang terbaik dapat dicapai melalui analsis, penilaian, atau penawaran.
Terdapat empat jenis model : fisik, narasi, grafis, dan matematis. Kesemuanya memungkinkan pemahaman dan komunikasi, tetapi model matematis juga dapat memprediksi masa depan. Model matematis dapat berbentuk statis ataupun dinamis, probabilistik atau deteriministik, dan optimisasi atau suboptimasasi. Terkadang menggunakan model disebut simulasi, dan tindakan ini mengharuskan manajer untuk memasukkan elemen data skenario dan variabel keputusan.
Kecerdasan buatan telah diaplikasikan dalam dunia bisnis melalui sistem pakar, jaringan saraf tiruan, algoritme genetic, dan agen cerdas. Sistem ini membutuhkan basis pengetahuan, yang sering kali terdiri atas jaringan peraturan, dan mesin inferensi yang dapat menganalisis basis pengetahuan dan mengaitkan nilai dengan solusi yang disebut dengan variabel.
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok memfasilitasi pemecahan masalah dengan cara memberikan lingkungan yang kondusif, yang dapat dicapai dengan ruang keputusan, jaringan wilayah lokal, sesi legislative, dan komferensi yang dimediasi komputer. DSS adalah cara yang sesuai untuk menutup  pembahasan tentang SIM. DSS ditujukan untuk memperbaiki focus upaya – upaya SIM dan telah menjadi aplikasi komputer baru untuk pendukung pemecahan masalah. 

REKOMENDASI MANAJERIAL
1.     Hendaknya para mnajer membuat beragam keputusan dalam proses penyelesaian suatu masalah.
2.     Hendaknya manajer memberi kesempatan kepada organisasi untuk bekerja sebagai sistem yang efektif dan efisien.
3.     Dalam menyelesaikan masalah hendaknya para manajer dapat mempertimbangkan berbagai solusi alternatif sekaligus memikirkan batasannya.
4.     Hendaknya manajer menggunakan DSS dalam menyelesaikan masalah yang semi terstruktur.
5.     Perlu adanya pengembangan yang up to date karena ketrbatasan sistem pendukung keputusan yaitu hanya bisa menyelesaikan masalah berdasarkan pprogram yang di tanamkan, tidak dengan hal yang tidak terduga seperti manusia.
6.     Dalam mencari keputusan atau mengambil keputusan yang baik manajer perlu mengidentifikasi tiga pendekatan yaitu analisis, penilaian dan penawaran.
7.     Dengan membuat konsep yang tepat sesuai harapan maka dapat menghasilkan suatu sistem pendukung pengambilan keputusan yang mampu membantu memecahkan masalah dan menjadi solusi.

Referensi :
Mcleod, Reymond : George P Schell. (2008), Management Information System – Sistem Informasi Manajemen. Edisi 10. Salemba Empat, Jakarta.